Pertama, people centered development. Artinya, menjadikan manusia/individu sebagai subjek dan orientasi pembangunan. Kedua, pembangunan berbasis kewilayahan. Pembangunan harus menjangkau semua wilayah dengan mengedepankan potensi keunggulan dan karakteristik masing-masing wilayah.
“Karena itu, orientasi pembangunan Ansy-Jane menekankan pada tiga konsep kunci, yaitu pelayanan, perlindungan, dan pemberdayaan masyarakat,” pungkas pria dengan tagline “Manyala Kaka” ini.
Di sisi lain, Jane Natalia Suryanto menegaskan bahwa perempuan adalah garda terdepan kesejahteraan keluarga. Perbaikan kesejahteraan keluarga akan terjadi jika perempuan dilibatkan secara aktif dalam pembangunan.
Melalui program Desa Manyala, politisi perempuan berlatar belakang pengusaha tersebut menjelaskan, akan dialokasikan dana sebesar Rp 100 juta per desa per tahun untuk menjalankan program pemberdayaan perempuan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.
“Contoh program prioritas yang akan kami usung dalam Desa Manyala adalah program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebesar Rp 1 juta per posyandu per bulan. Kita juga akan memberikan operasional bagi kader posyandu sebesar Rp 300 ribu per bulan. Juga gerakan 1.000 laptop bagi anak-anak SMA/SMK/Madrasah yang memiliki surat keterangan tidak mampu,” jelas Jane Natalia.
