Oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, BHK
RAKYATFLORES.COM | RENUNGAN-SALAM DAMAI bagimu para saudaraku yang terkasihdalam Kristus. Apakah para saudaraku dalam keadaan damai, sehat dan bahagia? Saya berharap demikian.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 7: 1 – 5, yakni hal menghakimi. Dalam kehidupan sehari-hari, mudah sekali kita terjebak dalam kebiasaan menghakimi orang lain. Kita sering melihat kesalahan kecil orang lain, tetapi lupa akan kelemahan kita sendiri. Yesus mengingatkan kita melalui perikop ini agar tidak cepat menghakimi, karena ukuran yang kita gunakan untuk menilai orang lain, akan menjadi ukuran yang sama bagi diri kita di hadapan Tuhan. Bayangkan sebatang balok di mata kita sendiri (kesalahan besar yang tidak kita sadari), tetapi kita sibuk menguriti serpihan debu di mata orang lain (kesalahan kecil mereka). Yesus mengajak kita untuk introspeksi diri terlebih dahulu sebelum kita menyalahkan atau mengoreksi kelemahan, keburukan atau kejelekan orang lain.
Yesus berkata, janganlah kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Perkataan ini bukan hanya peringatan, melainkan panggilan untuk berintrospeksi. Sebab, sering kali kita begitu cepat menilai kelemahan, kesalahan, keburukan atau kejelekan orang lain, padahal kita sendiri belum membersihkan noda di hati kita. Oleh karena itu, Yesus menggambarkan ironi yang tajam: bagaimana mungkin seseorang bisa melihat selumbar di mata saudaranya, sementara balok yang ada di matanya sendiri tidak ia lihat? Ini bukan soal siapa lebih salah, tetapi soal kesadaran akan kelemahan diri dan KASIH yang mendahului kritik. Ketika kita tergoda untuk menghakimi, ingatlah bahwa hanya Allah yang benar-benar mengenal hati manusia. Ia memanggil kita bukan menjadi hakim atas orang lain, melainkan menjadi sahabat, teman, pembawa penghiburan, dan teladan kerendahan hati.













