Scroll untuk baca artikel

Judul renungan hari ini: Mata Adalah Jendela Hati Untuk Mengumpulkan Harta Surgawi

×

Judul renungan hari ini: Mata Adalah Jendela Hati Untuk Mengumpulkan Harta Surgawi

Sebarkan artikel ini
Reporter: Tommy M. Nulangi |  Editor: Redaksi
IMG 20250617 WA0044
Fr. M. Yohanes Berchmans, BHK.

Oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, BHK

RAKYATFLORES.COM | OPINI-DAMAI SEJAHTERA bagimu, para saudaraku yang terkasih dalam Kristus. Saya berharap menjumpai para saudaraku dalam keadaan damai sejahtera, sehat dan bahagia.

Advertising
ads
Advertising

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 6: 19 – 23, yakni hal mengumpulkan harta. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengajarkan dua hal yang tampaknya berbeda, namun saling berkaitan erat: tentang *harta surgawi dan mata sebagai pelita tubuh. Ia berkata, Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi… tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga lalu melanjutkan, Mata adalah pelita tubuh….

Lalu, apa hubungannya?

Mata, dalam pengertian rohani atau spiritual, adalah jendela hati dan arah hidup kita. Jika mata kita tertuju pada hal-hal duniawi, seperti: kekayaan, status, atau kesenangan sesaat, maka terang dalam diri kita menjadi gelap. Namun jika mata kita tertuju pada Kristus dan Kerajaan-Nya, maka seluruh hidup kita akan dipenuhi terang, dan kita akan terdorong untuk mengumpulkan harta surgawi, yakni: kasih, kebenaran, pengampunan, dan pelayanan. Yesus mengingatkan bahwa di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Maka, arah pandangan kita menentukan arah hati kita. Dan arah hati kita menentukan di mana kita menaruh nilai sejati. Jadi, Yesus mengingatkan kita untuk fokus pada harta surgawi yang kekal, bukan harta duniawi yang fana. Oleh karena itu, mata yang baik adalah mata yang tertuju pada Kristus, memandang nilai-nilai Kerajaan Allah, dan menggunakan segala sumber daya (waktu, talenta, harta) untuk kemuliaan-Nya. Mata seperti ini membawa terang. Sedangkan mata yang jahat, terpaku pada keserakahan, kesenangan sesaat, atau kekayaan duniawi yang membuat hati gelap dan jauh dari Allah.

Baca Juga :   Iman Tak Goyah di Tengah Hujan: Kesaksian Umat Larantuka di Hari Jumat Agung